Rabu, 15 Agustus 2012

Menghilangkan Cemas dan Gelisah



Rasa cemas dan gelisah karena suatu hal dapat mempengaruhi kegiatan Anda sehari-hari seperti mengganggu tidur. Segera atasi kecemasan agar tidak semakin buruk dan menyebabkan gangguan depresi.

Kecemasan dapat diredakan dengan mengambil obat penenang atau anti depressan, tetapi akan lebih baik jika Anda dapat mengatasinya dengan cara yang lebih alami untuk menghindari efek samping yang mungkin disebabkan karena konsumsi obat jangka panjang.

Berikut 6 cara yang dapat Anda lakukan untuk meredam kecemasan yang berlebihan, seperti dikutip dari besthealth, antara lain:

1. Mandi air hangat
Mandi air hangat adalah salah satu cara yang paling efektif untuk menyenangkan dan menenangkan indra manusia. Untuk mendapatkan manfaat yang lebih banyak, tambahkan sedikit minyak lavender atau bunga lavender kering ke bak mandi dan berendamlah agar perasaan lebih tenang.

Bunga lavender telah digunakan selama 2.000 tahun sebagai obat untuk menenangkan saraf. Jika Anda tidak memiliki cukup waktu untuk mandi dan segera ingin mengatasi kecemasan, oleskan sedikit minyak lavender pada pelipis dan dahi, kemudian duduklah dengan tenang selama beberapa menit.

2. Mengatur napas
Kecemasan akan berangsur-angsur hilang hanya dengan mengatur pernapasan. Ambil napas dalam-dalam secara perlahan dalam posisi duduk, kemudian letakkan salah satu tangan di atas perut. Tariklah napas perlahan-lahan sehingga perut terasa mengembang di bawah tangan Anda, tetapi usahakan agar bahu Anda tidak naik.

Tahan napas selama empat atau lima detik, kemudian perlahan-lahan hembuskan. Ulangi teknik ini sampai Anda merasa lebih tenang.

3. Hindari minum minuman berkafein
Batasi konsumsi minuman berkafein seperti kopi, teh atau minuman bersoda ketika Anda sedang dilanda kecemasan. Studi menunjukkan bahwa orang dengan gejala kecemasan mungkin lebih sensitif terhadap kafein dibanding orang lain.

4. Latihan aerobik
Latihan aerobik adalah pereda kecemasan yang terbaik. Cobalah untuk berjalan cepat selama 30 menit untuk memacu pelepasan endorfin, bahan kimia yang berfungsi mengatasi nyeri dan meningkatkan suasana hati.

5. Meditasi
Meditasi dapat dilakukan dengan cara khusuk berdoa, merawat bunga atau bahkan mengamati pergerakan ikan di akuarium. Hal tersebut termasuk dalam kegiatan meditasi yang perlu Anda lakukan selama 15 menit beberapa kali sehari untuk mengusir kecemasan yang berlebihan.

Dengan memfokuskan perhatian pada kegiatan tersebut, Anda akan terbebas dari pikiran-pikiran yang membuat cemas.

6. Mengonsumsi vitamin B
Jika Anda sering dilanda kecemasan, cobalah untuk mengonsumsi multivitamin B-kompleks setiap hari. Studi menunjukkan bahwa tubuh membutuhkan vitamin B6 untuk membuat serotonin, kekurangan hormon ini dapat berkontribusi menyebabkan kecemasan.

Senin, 16 April 2012

NEKROSIS PULPA

NEKROSIS PULPA

A. Normal Pulpa
Pulpa yang berfungsi normal pada umumnya berespon terhadap berbagai stimulus (panas atau dingin). Pulpa normal merespon terhadap panas atau dingin dengan nyeri yang ringan yang terjadi selama kurang dari 10 detik. Juga perkusi pada gigi tidak menimbulkan respon nyeri. Bagaimanapun normal pulpa tidak akan merespon terhadap tes suhu. Jika kanal pada akar mengalami kalsifikasi karena proses penuaan, trauma, plak yang menempel atau penyebab lainnya, tes suhu tidak akan memberikan respon selama pulpa gigi pasien tetap sehat dan berfungsi normal1.
Tes elektrik pulpa memunculkan respon dari pasien yang pulpanya masih berfungsi. Dokter harus berhati-hati terhadap hasil dari tes ini karena hasilnya tidak tetap se/hingga tidak diperlukan untuk melihat status kesehatan1.
B. Pengertian Nekrosis Pulpa
Nekrosis pulpa merupakan kematian pulpa yang merupakan proses lanjutan dari inflamasi pulpa akut/kronik atau terhentinya sirkulasi darah secara tiba-tiba akibat trauma. Nekrosis pulpa dapat terjadi parsialis ataupun totalis3.
Ada 2 tipe nekrosis pulpa, yaitu:
1. Tipe koagulasi
Pada tipe ini ada bagian jaringan yang larut, mengendap dan berubah menjadi bahan yang padat.
2. Tipe liquefaction
Pada tipe ini, enzim proteolitik merubah jaringan pulpa menjadi suatu bahan yang lunak atau cair3.
Pada setiap proses kematian pulpa selalu terbentuk hasil akhir berupa H2S, amoniak, bahan-bahan yang bersifat lemak, indikan, protamain, air dan CO2. Diantaranya juga dihasilkan indol, skatol, putresin dan kadaverin yang menyebabkan bau busuk pada peristiwa kematian pulpa. Bila pada peristiwa nekrosis juga ikut masuk kuman-kuman yang saprofit anaerob, maka kematian pulpa ini disebut gangren pulpa3.
C. Etiologi
Nekrosis atau kematian pulpa memiliki penyebab yang bervariasi, pada umumnya disebabkan keadaan radang pulpitis yang ireversibel tanpa penanganan atau dapat terjadi secara tiba-tiba akibat luka trauma yang mengganggu suplai aliran darah ke pulpa. Meskipun bagian sisa nekrosis dari pulpa dicairkan atau dikoagulasikan, pulpa tetap mengalami kematian. Dalam beberapa jam pulpa yang mengalami inflamasi dapat berdegenerasi menjadi kondisi nekrosis2. Penyebab nekrosi lainnya adalah bakteri, trauma, iritasi dari bahan restorasi silikat, ataupun akrilik. Nekrosis pulpa juga dapat terjadi pada aplikasi bahan-bahan devitalisasi seperti arsen dan paraformaldehid4.
Nekrosis pulpa dapat terjadi secara cepat (dalam beberapa minggu) atau beberapa bulan sampai menahun. Kondisi atrisi dan karies yang tidak ditangani juga dapat menyebabkan nekrosis pulpa. Nekrosis pulpa lebih sering terjadi pada kondisi fase kronis dibanding fase akut4.

D. Patofisiologi
Jaringan pulpa yang kaya akan vaskuler, syaraf dan sel odontoblast; memiliki kemampuan untuk melakukan defensive reaction yaitu kemampuan untuk mengadakan pemulihan jika terjadi peradangan. Akan tetapi apabila terjadi inflamasi kronis pada jaringan pulpa atau merupakan proses lanjut dari radang jaringan pulpa maka akan menyebabkan kematian pulpa/nekrosis pulpa. Hal ini sebagai akibat kegagalan jaringan pulpa dalam mengusahakan pemulihan atau penyembuhan. Semakin luas kerusakan jaringan pulpa yang meradang semakin berat sisa jaringan pulpa yang sehat untuk mempertahankan vitalitasnya4.
Nekrosis pulpa pada dasarnya terjadi diawali karena adanya infeksi bakteria pada jaringan pulpa. Ini bisa terjadi akibat adanya kontak antara jaringan pulpa dengan lingkungan oral akibat terbentuknya dentinal tubules dan direct pulpal exposure, hal ini memudahkan infeksi bacteria ke jaringan pulpa yang menyebabkan radang pada jaringan pulpa. Apabila tidak dilakukan penanganan, maka inflamasi pada pulpa akan bertambah parah dan dapat terjadi perubahan sirkulasi darah di dalam pulpa yang pada akhirnya menyebabkan nekrosis pulpa. Dentinal tubules dapat terbentuk sebagai hasil dari operative atau restorative procedure yang kurang baik atau akibat restorative material yang bersifat iritatif. Bisa juga diakibatkan karena fraktur pada enamel, fraktur dentin, proses erosi, atrisi dan abrasi. Dari dentinal tubules inilah infeksi bakteria dapat mencapai jaringan pulpa dan menyebabkan peradangan. Sedangkan direct pulpal exposure bisa disebabkan karena proses trauma, operative procedure dan yang paling umum adalah karena adanya karies. Hal ini mengakibatkan bakteria menginfeksi jaringan pulpa dan terjadi peradangan jaringan pulpa4.
Nekrosis pulpa yang disebabkan adanya trauma pada gigi dapat menyebabkan nekrosis pulpa dalam waktu yang segera yaitu beberapa minggu. Pada dasarnya prosesnya sama yaitu terjadi perubahan sirkulasi darah di dalam pulpa yang pada akhirnya menyebabkan nekrosis pulpa. Trauma pada gigi dapat menyebabkan obstruksi pembuluh darah utama pada apek dan selanjutnya mengakibatkan terjadinya dilatasi pembuluh darah kapiler pada pulpa. Dilatasi kapiler pulpa ini diikuti dengan degenerasi kapiler dan terjadi edema pulpa. Karena kekurangan sirkulasi kolateral pada pulpa, maka dapat terjadi ischemia infark sebagian atau total pada pulpa dan menyebabkan respon pulpa terhadap inflamasi rendah. Hal ini memungkinkan bakteri untuk penetrasi sampai ke pembuluh dara kecil pada apeks. Semua proses tersebut dapat mengakibatkan terjadinya nekrosis pulpa4.
E. Manifestasi klinis dan Diagnosis
Nekrosis pulpa dapat terjadi parsial atau total. Tipe parsial dapat memperlihatkan gejala pulpitis yang ireversibel. Nekrosis total, sebelum mengenai ligamentum periodontal biasanya tidak menunjukkan gejala. Tidak merespon terhadap tes suhu atau elektrik. Kadang-kadang bagian depan mahkota gigi akan menghitam2.
Tampilan radiografik pada destruksi tulang ataupun pada bagian yang mengalkami fraktur merupakan indikator terbaik dari nekrosis pulpa dan mungkin mnembuthkan beberapa bulan untuk perkembangan. Kurangnya respon terhadap test suhu dan elektrik tanpa bukti radiografik adanya destruksi tulang terhadap bagian fraktur tidak menjamin harusnya terapi odontotik2.
Nekrosis pulpa pada akar gigi menunjukkan terjadi dari 20%-40%. kejadian dari nekrosis pulpa terlihat tidak berhubungan dengan lokasi terjadinya fraktur akar gigi pada apikal, tengah ataupun bidang insisial tetapi lebih berhubungan dengan kavitas oral taupun beberapa dislokasi segmen insisial. Jika ada bukti pada portiokoronal pulpa, ini secara umum dipercaya bahwa segmen apikal akan tetap berfungsi. Perawatan edontotik adapun biasanya dilakukan pada segmen koronal pada kanal akar gigi2.
Kemampuan diagnostic dokter benar-benar diuji ketika terdapat beberapa kanal pada gigi. Misalnya gigi molar yang memiliki 3 kanal, dengan kanal pertama tetap intak dan sehat, kanal kedua mengalami inflamasi akut, dank anal ketiga mengalami nekrosis2.
Lingkungan pulpa memiliki keunikan dibandingkan dengan jaringan lunak tubuh lainnya. Karena pulpa memiliki lingkungan “non compliant” yang menyebabkan produk inflamasi lebih lambat dihilangkan dibandingkan jaringan lunak tubuh yang lain. Keadaan ini menyebabkan terjadinya destruksi lokal dalam jaringan pulpa4.
Anamnesis pada nekrosis pulpa berupa tidak ada gejala rasa sakit, keluhan sakit terjadi bila terdapat keradangan periapikal. Pemeriksaan perkusi tidak didapatkan nyeri dan pada palpasi juga tidak terdapat pembengkakan serta mobilitas gigi normal. Foto rontgen gigi biasanya normal kecuali bila terdapat kelainan periapikal terjadi perubahan berupa radiolusen pada lesi3,4.


Senin, 02 April 2012

KARIES GIGI DAN PROSES TERJADINYA





KARIES GIGI


Angka karies gigi (gigi berlubang) di Indonesia sangat
Anatomi dasar gigi terdiri dari bagian mahkota dan akar. Bagian mahkota terlihat di dalam mulut, sedangkan bagian akar terbenam di dalam tulang rahang dan gusi.
Bagian terluar mahkota gigi adalah email/enamel, suatu bagian yang sangat keras. lapisan di bawah email adalah dentin, dengan kekerasan di bawah email; lapisan ini bila terbuka akan mengakibatkan rasa linu. Bagian terdalam adalah pulpa, suatu jaringan lunak yang berisi pembuluh darah dan pembuluh saraf.
tinggi. Karies gigi adalah penyakit spesifik yang sudah ada sejak adanya peradaban manusia dan sampai saat ini masih terjadi. Penyebab utama karies adalah adanya proses demineralisasi pada email. Seperti kita ketahui bahwa email adalah bagian terkeras dari gigi, bahkan paling keras dan padat di seluruh tubuh. Sisa makanan yang bergula (termasuk karbohidrat) atau susu yang menempel pada permukaan email akan menjadi media pertumbuhan yang baik bagi bakteri. Bakteri yang menempel pada permukaan bergula tersebut akan menghasilkan asam dan melarutkan permukaan email sehingga terjadi proses demineralisasi. Demineralisasi tersebut mengakibatkan proses awal karies pada email. Bila proses ini sudah terjadi maka terjadi progresivitas yang tidak bisa berhenti sendiri, kecuali dilakukan pembuangan jaringan karies dan dilakukan penumpatan (penambalan) pada permukaan gigi yang terkena karies oleh dokter gigi.
Karies sangat sering terjadi pada gigi-gigi geraham, terutama pada permukaan kunyah, karena pada permukaan tersebut terdapat parit-parit kecil yang cukup dalam sehingga permukaan sikat gigi tidak dapat menjangkaunya dan mengakibatkan penumpukan sisa makanan di parit tersebut. Pencegahan karies bisa dilakukan dengan menutup parit-parit tersebut dengan suatu bahan restorasi sebelum karies terjadi.
Bila karies baru sedalam lapisan email, biasanya belum terjadi rasa nyeri. Perawatan pada kasus ini cukup sederhana, dokter gigi akan membersihkan jaringan karies kemudian menutupnya dengan bahan restorasi amalgam atau bahan yang lebih baru yang sewarna dengan gigi, yaitu resin komposit secara langsung.
Bila karies sudah meluas ke lapisan dentin, mulai terasa rasa nyeri, terutama bila terkena rangsangan dingin dan makan makanan manis. Biasanya penumpatan secara langsung masih bisa dilakukan dengan memberikan bahan pelapis sebelum diberikan bahan penumpat.
Bila karies sudah mencapai ruang pulpa maka bakteri akan memasuki ruang tersebut dan mengakibatkan keradangan pada jaringan pulpa tersebut. Pembuluh saraf akan terpapar dengan udara luar. Pada tahap ini penderita akan mengalami rasa nyeri yang luar biasa serta biasanya menjalar ke daerah telinga dan kepala. Penderita akan mengalami sulit tidur dan stres mental sehingga kondisi umum menjadi jelek.
Perawatan saluran akar mutlak perlu dilakukan sebelum dilakukan penumpatan.
Bila pada tahap keradangan pulpa gigi masih belum juga dirawat, maka invasi bakteri akan mematikan pembuluh saraf dan pembuluh darah sehingga terjadi gangrena (kematian jaringan karena bakteri). Jaringan gangrena di ruang pulpa akan menjadi busuk dan menimbulkan bau mulut yang tidak sedap.
Invasi bakteri bisa menjalar sampai tulang rahang dan mengakibatkan keradangan di tulang rahang dan mengakibatkan pembengkakan (abses). Kerangan yang kian meluas ini mengakibatkan tersebarnya bakteri ke seluruh tubuh melalui aliran darah, antara lain ke jantung dan otak sehingga bisa menimbulkan gangguan serius di kedua organ vital tersebut.
Perawatan pada tahap ini adalah perawatan saluran akar, akan tetapi karena kompleksnya permasalahan yang sering dihadapi perawatan yang dilakukan seringkali mengalami kegagalan.
Gambar-gambar di bawah ini memberikan contoh gigi-gigi yang mengalami karies melanjut yang tidak terawat.



Senin, 12 Maret 2012

Bagian & Fungsi Gigi



1.Pengunyahan (pencernaan)Gigi berperan penting dalam proses pencernaan. Gigi akan memotong makanan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sehingga lebih nyaman dicerna di organ pencernaan lainnya.Fungsi pencernaan/pengunyahan ini selanjutnya berkaitan pula dengan pertumbuhan gigi itu sendiri. Seiring perkembangan zaman, disadari bahwa gigi manusia, lebih tepatnya rahang, sering mengalami pertumbuhan yang tidak sempurna. Banyak terjadi kasus impaksi (gigi yang tertanam di dalam rahang tanpa bisa keluar kecuali dengan pembedahan). Berdasarkan penelitian, hal ini juga disebabkan oleh kualitas makanan modern yang semakin lama semakin lunak. Apalagi, kebiasaan memakan bubur atau mie instan. Hal ini menyebabkan berkurangnya rangsangan terhadap rahang yang berakibat rahang tidak tumbuh sempurna, begitu juga dengan gigi.Untuk mengunyah makanan. Ya, untuk konsumsi makanan apapun, selunak apapun menurut kita, kita masih perlu gigi untuk mengunyah makanan yang kita konsumsi. Tujuannya agar makanan yang masuk itu dapat dicerna dengan baik oleh organ pencernaan selanjutnya. Bagaimana kalau tidak terkunyah dengan baik?
Kasihan, organ pencernaan selanjutnya akan bekerja super keras untuk melunakkan makanan yang kita konsumsi.

Setiap gigi memiliki fungsinya masing-masing dalam pengunyahan di antaranyaa. gigi seri berfungsi memotong dan mengerat makanan. Artinya ketika kita menggigit makanan, gigi serilah yang ditugaskan memotongnya terlebih dahulu menjadi bagian yang lebih kecil.b. gigi taringfungsinya menyobek/ mengoyak makanan. Terutama sekali perannya ketika memakan daging. Itulah sebabnya mengapa hewan karnivora memiliki banyak taring.c. gigi premolar (geraham kecil)fungsinya peralihan dari taring ke geraham.Menggilas dan mengunyah makanan.d. gigi molar (geraham)fungsinya menggiling /mengunyah makanan agar menjadi lebih halus sebelum masuk ke saluran pencernaan selanjutnya.2.Sebagai Penyanggagigi memberikan sandaran kuat berikut rahang untuk memberi bentuk wajah.3.Penampilan/estetikSenyum tanpa gigi (ompong) pastilah aneh kelihatannya, terutama pada gigi anak muda.
Gigi di sini adalah salah satu aksesoris dalam mulut yang mempunyai tiga peranan yang sangat penting. Apakah itu?

4.Untuk berbicara (fonetik). Pembentukan kejelasan suara/bunyi.

Nah gigi itu mempunyai struktur, bentuk, dan jumlah yang hampir sama. Pada anak-anak terdapat 20 buah gigi sulung, terdiri dari 4 gigi seri, 2 gigi taring, dan 4 gigi geraham pada kedua rahang (rahang atas dan rahang bawah). Pada orang dewasa, normalnya berjumlah 32 buah gigi tetap, terdiri dari 4 gigi seri, 2 gigi taring, 4 gigi geraham kecil, dan 6 gigi geraham besar pada kedua rahang (rahang atas dan rahang bawah). Trus, apa bedanya gigi dewasa dan gigi anak-anak? Gigi dewasa dan gigi anak-anak bisa dibedakan dari bentuk, warna, ukuran, jumlah, dan struktur gigi.

Gigi yang kelihatan dalam mulut itu, tidak seindah bunga mawar maupun daun kelor. Gigi yang kita punya adalah salah satu organ yang cukup rumit. Sekecil itu masih punya beberapa bagian yang penting. Walaupun bentuknya beda-beda, tiap gigi itu punya struktur anatomi yang sama tiap gigi dan tiap orang. Yang kelihatan di dalam mulut itu namanya mahkota gigi. Dan ada bagian yang tertanam di dalam gusi dan tulang rahang, namanya akar gigi. Trus ada istilah leher gigi, yaitu pada batas antara mahkota gigi dan akar gigi. Lapisan gigi yang paling luar namanya email. Merupakan bagian yang dapat dilihat oleh kita, dan percaya tidak percaya, bagian ini adalah bagian yang terkeras pada tubuh kita. Lapisan berikutnya namanya dentin, dengan warna agak kekuningan. Lalu setelah dentin, kita akan menemukan bagian dalam gigi yang terakhir, dinamakan pulpa. Pulpa ini merupakan suatu rongga di dalam akar gigi, yang berisi banyak pembuluh darah dan pembuluh saraf. Karena ruang pulpa ini sangat kecil, jadi kalau ada infeksi atau radang pada gigi, sakitnya lebih terasa daripada sakit di bagian tubuh yang lain. Makanya sakit gigi bisa mengganggu aktivitas kerja, kan?

Gigi adalah salah satu aksesoris dalam mulut yangmempunyai lima peranan yang sangat penting iaitu sebagai fungsi mengunyah,fungsi fonasi, fungsi estatika,fungsi kejiwaan, fungsi identifikasi (forensik). Setiap gigi terdiri daripada tiga bagian iaitu mahkota gigi ( coronadentis), leher gigi ( cervix ), akar gigi ( radix).

Setiapgigi mempunyai jaringan gigi yang terdiri dari:

1. Email :
· Jaringankeras yang mengalami kalsifikasi yang menutupi dentin dari mahkota gigi.
· Berasaldari jaringan ectodermal

· Berfungsisebagai menahan daya kunyah/abrasi
· Terdiridari zat anorganik lebih kurang 99% sebagai prismata dan zat organiklebih kurang 1 % sebagai substantia pelekat.
2. Dentin:
· Jaringan yang berasal dari mesenchym
· Merupakan jaringan ikat yang mengalamikalsifikasi dan jaringan yang terbesar dari gigi
· Terdiri dari zat anorganik lebih kurang70% dan zat organic lebih kurang 30% pada canaliculi dentin yang didalamnyaterdapat Tomes Fiber
3. Pulpa:
· Jaringan yang berasal dari mesenchym
· Pada ronga pulpa bias ditemui saraf,pembuluh darah, pem lymphe dan jaringan ikat ( jarang)
· Fungsi : formatif ( member bentuk),nurtisi, sensoris, dan defensif
Padaujung akar gigi terdapat foramen apikal yaitu lubang yang terdapat di ujungakar gigi yang merupakan jalan masuk persyarafan dan pembuluh darah pada gigi.

Sedangkanbagian-bagian jaringan pendukung gigi adalah sebagai berikut:
1. Ligamentumperiodontal:
· Mempunyaidua fugsi iaitu sebagai:
o sumbernutrisi ( membekalkan nutrisi kepada cementum, tulang dan gingival) dan sensori( dipersarafi oleh serabut saraf sensori yang berfungsi untuk menghantarkanstimulus sentuhan, tekanan, dan nyeri).
o Fungsifisikal:
§ Sarung untuk melindungi pembuluhdarah, serabut saraf daripada luka yang di sebabkan oleh tekanan mekanikal.
§ Sebagai pelekatan gigi kepada tulang
§ Mempertahankan tisu gingival
§ Sebagai penyerap tekanan
2. AlveolarProcessus:
· Adalahbahagian daripada mandibular dan maxilla
· Berfungsisebagai pembentuk dan penyokong “tooth sockets’
3. Cementum:
· Jaringantulang dimana jaringan intercellulernya alami kalsifikasi meliputi bagian akargigi.
· Fungsi: melekatkan gigi pada periodontal
· Merupakancellular atau acellular
Pada bagian gigi manusia terstruktur / tersusun atas 4 (empat) jaringan yakni :
1. EmailEmail adalah jaringan yang berfungsi untuk melindungi tulang gigi dengan zat yang sangat keras yang berada di bagian paling luar gigi manusia.
2. TulangTulang merupakan lapisan yang berada pada lapisan setelah email yang dibentuk dari zat kapur.
3. Rongga GigiRongga gigi adalah rongga yang di dalamnya terdapat pembuluh darah kapiler dan serabut-serabut syaraf.
4. Semen / SementumSemen merupakan bagian dari akar gigi yang berdampingan / berbaasan langsung dengan tulang rahang di mana gigi manusia tumbuh.