pengertian
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis
di mana terjadi peningkatan tekanan darah
secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai
sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat
istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu
faktor risiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma
arterial, dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis (Wikipedia, 2012).
Klasifikasi
Klasifikasi
Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII [1]
|
||
Kategori
|
Tekanan Darah Sistolik
|
Tekanan Darah Diastolik
|
Normal
|
<
120 mmHg
|
(dan)
< 80 mmHg
|
Pre-hipertensi
|
120-139
mmHg
|
(atau)
80-89 mmHg
|
Stadium
1
|
140-159
mmHg
|
(atau)
90-99 mmHg
|
Stadium
2
|
>=
160 mmHg
|
(atau)
>= 100 mmHg
|
Pada
hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih,
tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam
kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
Sejalan
dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah;
tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik
terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan
atau bahkan menurun drastis.
Dalam pasien
dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal,
penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus
dianggap sebagai faktor risiko dan sebaiknya diberikan perawatan (Wikipedia,
2012).
Pengaturan
tekanan darah
Meningkatnya
tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
- Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya
- Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi "vasokonstriksi", yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
- Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
Sebaliknya,
jika:
- Aktivitas memompa jantung berkurang
- Arteri mengalami pelebaran
- Banyak cairan keluar dari sirkulasi
Maka
tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.
Gejala Hipertensi
Hipertensi
primer biasanya tidak menimbulkan gejala sampai setelah menahun. Penemuan
hipertensi biasanya terjadi pada saat pemeriksaan rutin atau kunjungan ke
dokter. Beberapa gejala hipertensi primer yang mungkin dirasakan:
- Sakit kepala, biasanya di pagi hari sewaktu bangun tidur
- Bingung
- Bising (bunyi “nging”) di telinga
- Jantung berdebar-debar
- Penglihatan kabur
- Mimisan
- Hematuria (darah dalam urin)
- Tidak ada perbedaan tekanan darah walaupun berubah posisi
Hipertensi
sekunder menunjukkan gejala yang sama, dengan sedikit perbedaan yaitu tekanan
darah biasanya turun bila pengukuran dilakukan pada posisi berdiri (majalah
Kesehatan, 2007).
Kadang penderita hipertensi
berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan
otak.
Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan
segera.
Penyebab hipertensi
Hipertensi berdasarkan
penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
- Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).
- Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya penyakit lain.
Hipertensi primer kemungkinan
memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah
kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Jika penyebabnya diketahui, maka
disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi,
penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan
hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
Penyebab hipertensi lainnya yang
jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang
menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).
Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif
(malas berolah raga), stres,
alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu
terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres
cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres
telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal (Wikipedia,
2012).
Beberapa
penyebab terjadinya hipertensi sekunder:
- Penyakit Ginjal
- Stenosis arteri renalis
- Pielonefritis
- Glomerulonefritis
- Tumor-tumor ginjal
- Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
- Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
- Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
- Kelainan Hormonal
- Hiperaldosteronisme
- Sindroma Cushing
- Feokromositoma
- Obat-obatan
- Pil KB
- Kortikosteroid
- Siklosporin
- Eritropoietin
- Kokain
- Penyalahgunaan alkohol
- Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
- Penyebab Lainnya
- Koartasio aorta
- Preeklamsi pada kehamilan
- Porfiria intermiten akut
- Keracunan timbal akut.
Pencegahan
Hipertensi
Pada
hipertensi sekunder, hipertensi harus diatasi dengan menghilangkan penyebabnya.
Walaupun hipertensi primer tidak memiliki penyebab spesifik, ada sejumlah
faktor risiko yang memicu kehadirannya. Berikut adalah hal yang mengurangi
risiko Anda bila sudah terkena hipertensi primer:
1. Jalani pola atau gaya hidup yang lebih sehat:
- berhenti merokok
- mengurangi berat badan (bila kegemukan)
- mengurangi konsumsi garam sehingga asupan sodium kurang dari 100 mmol/hari
- melakukan olah raga 30-45 menit per hari.
- bila Anda menderita diabetes, jaga kondisi agar kadar gula darah terkendali
2. Dengan bantuan obat-obatan, usahakan untuk mengendalikan
tekanan darah tidak lebih dari 140/90 mmHg (atau 135/85 mmHg bila menderita
diabetes). Ada tiga kategori umum obat antihipertensi, yaitu yang berfungsi
mengurangi volume darah (diuretic), menekan resistensi pembuluh darah (vasodilator)
dan mengurangi kerja jantung (cardioinhibitory).
Pengobatan hipertensi meliputi beberapa langkah yang
terdiri dari :
- Langkah Pertama : pemberian obat pilihan pertama yang digunakan dalam pengobatan hipertensi ini adalah menggunakan diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor.
- Langkah Kedua : Alternatif yang bisa diberikan dalam langkah ini yaitu dengan dosis obat pertama dinaikan, diganti jenis lain dari obat pilihan pertama dan yang selanjutnya ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa obat diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator.
- Langkah Ketiga : Alternatif yang bisa ditempuh yaitu dengan obat ke-2 diganti dan ditambah obat ke-3 jenis lain.
- Langkah Keempat : Alternatif pemberian obatnya ditambah obat ke-3 dan ke-4, mengevaluasi kembali dan konsultasi, follow up yang bertujuan untuk mempertahankan therapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar